Nila atau indigo (atau spektral indigo) adalah warna pada spektrum yang panjang gelombangnya antara 450 dan 420 nanometer, terletak di antara biru dan violet.
Kata
“indigo” berasal dari nama tumbuhan dari genus Indigofera (terutama
tarum, I. tinctoria) yang digunakan sebagai pewarna pakaian.
Warna ini adalah salah satu dari tujuh warna dalam spektrum optik yang didefinisikan Isaac Newton.
ndigo dibagi menjadi 4 macam, dan pada kesempatan ini saya akan menceritakan salah satunya.
Melihat penampilannya dalam acara anak Indigo hari sabtu tanggal 29 Oktober 2011, memang berbeda dengan Naomi yang tampil dalam acara perdana tayangan anak Indigo di Trans TV yang lalu, Karena perbedaan umur yang hampir 4 tahun adalah salah satu faktornya.Ali masih sangat terlihat kekanak – kanaknya(secara jasmani), yang berbeda dengan Naomi Angelia Sea yang kelihatan jauh lebih dewasa dari anak anak untuk usia 15 tahun baik secara fisik maupun non fisik. Dibalik semua itu mereka berdua mempunyai kesamaan dan juga mempunyai perbedaan. Persamaannya ketika diwawancara, seolah – olah mereka adalah “orang tua” yang sudah lama berada di bumi ini. Keduanya dapat berinteraksi dengan sesuatu yang tak kasat mata. Hanya saja untuk tayangan kali ini Muchtar Ali Anwar dimata saya lebih dekat kepada sang Pencipta ketimbang anak Indigo sebelumnya, karena tak satu kalipun dia mengatakan mempunyai kedekatan terhadap salah satu "tokoh astral Indonesia".
MELIHAT MAHLUK HALUS
Sejak kecila Prana memang memiliki kemampuan melihat mahluk yang tidak kasatmata. Ia bisa bercerita, mahluk apa yang dilihatnya, bentuknya seperti tuyul, arwah penasaran, wanita berambut panjang, atau malaikat pencabut nyawa. Mahluk yang mengeluarkan sinar terang benderang, disebut sebagai malaikat, sedangkan yang berwajah seram, yang sering melarangnya berdoa, disebutnya sebagai iblis.
Pada awalnya saya menganggap penglihatan Prana ini sebagai hal wajar. Bukahkah umumnya anak kecil mempunyai mata batin yang kuat sehingga mampu melihat mahluk halus? Karena itu, saat Prana memberitahu ada mahluk di ujung ruangan, saya hanya bisa berkata, ” Biarkan saja, Nak, yang penting mereka tidak mengganggu kita”.
Sejak kecil, ketika bermain sendiri, dia terlihat seperti sedang bermain atau berbicara dengan seseorang, padahal tidak ada lawan main ataupun lawan bicara di hadapannya. Prana juga pernah meminta izin kepada saya, ada temannya yang mau datang ke rumah. Dia kemudian membukakkan pintu pagar, lalu bermain dihalaman. Anehnya, saya tidak melihat ada siapa pun didekatnya, meski saya melihat dari gelagatnya, ia tidak bermain sendiri. Namun, saya masih menganggap biasa, sebab beberapa anak kecil memang memiliki teman khayalan.
Suatu peristiwa yang membuat saya dan ayahnya akhirnya ngeh bahwa dia memang memiliki ‘bakat’ khusus adalah ketika kami sekeluarga menonton sebuah pertunjukan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, dua tahun lalu. Seorang remaja pria berusia belasan tahun, tiba-tiba mengalami kerasukan.
Semua orang yang berada disana, baik anak-anak maupun orang dewasa, lari ketakutan. Namun, tidak demikian dengan Prana. Dengan berani ia mendekati remaja itu, memegang tubuhnya, memejamkan mata lalu berdoa.
Yang membuat saya tercengang, tidak lama kemudian remaja itu pun tersadar. Membayangkan saya sendiri berusaha mengusir roh jahat yang mustahil.
Tetapi, hal itu bisa dilakukan oleh Prana yang usianya belum genap lima tahun.
Pada suatu hari, seorang teman bercerita kepada saya tentang ‘bakat’ anak saya yang disebut – sebut sebagai anak indigo. Ternyata, apa yang dialami anak tersebut sama seperti yang terjadi pada Prana. Akhirnya, saya mulai banyak mencari informasi tentang anak indigo untuk memahaminya, dan sering mengajaknya ngobrol mengenai kemampuannya.
Hasilnya benar-benar membuat saya terkejut. Anak sekecil itu setiap hari menghadapi gangguan dari mahluk halus, yang banyak di antaranya berniat buruk padanya. Pengakuan terbuka Prana menjelaskan, alasannya sering membangunkan kami di tengah malam untuk berdoa adalah karena ia ingin mengusir mahluk halus yang mengganggunya.
Tidak hanya mahluk halus, Ali juga mampu membaca aura seseorang. Suatu hari kami kedatangan seorang tamu,Ali membisiki saya bahwa tamu itu beraura ‘gelap’. Tapi, lalu ia berkata,” Sudah aku doakan kok, Ma, supaya wajahnya jadi terang,” Saya pun bertanya, bagaimana cara ia berdoa, karena pengetahuan agamanya masih untuk ukuran anak-anak, ditambah lagi agama si tamu belum tentu sama dengan kami. Dengan tutur bicara layaknya orang dewasa dia menjawab, “Berdoa bisa dilakukan untuk siapa saja tanpa memandang keyakinannya.
Yang penting tujuan kita mendoakan adalah supaya orang itu jadi baik.”
Tanpa pernah diperintah ataupun diajarkan sebelumnya, Ali juga melakukan puasa dan meditasi. Keinginannya berpuasa tidak dapat dihentikan. Ia kuat menahan lapar dan haus. Sering kali saya juga mendapatinya sedang bermeditasi, dimana saja dan kapan saja. Tidak ada yang bisa membuyarkan konsentrasinya.
Ketika menonton televisi pun, tiba-tiba matanya bisa terpejam, dan kedua tangannya tertumpu pada kedua lututnya. Karena spiritualitas yang tinggi ini saya merasa batinnya dekat dengan alam.
Gempa bumi, letusan gunung dan banjir, pernah diutarakan kepada saya dan ayahnya, jauh sebelum peristiwa itu terjadi.
Belakangan baru saya ketahui, Ali juga memiliki kemampuan melihat organ tubuh manusia. Dengan cara inilah, saya menyadari ia dapat menyembuhkan orang sakit. Benar saja, sakit di lutut saya yang sudah menahun hilang hanya dengan doa dan sentuhan tangannya. Akibatnya, teman-teman dan sanak keluarga yang kebetulan mengetahui kemampuan Ali, mendatangi rumah kami dan minta didoakan agar sembuh dari suatu penyakit, bahkan untuk bisa bebas dari masalah yang sedang mereka hadapi.
Kadangkala, saya merasa bingung, anak sekecil itu, kok, dipercaya memimpin doa untuk kesembuhan orang dewasa. Tapi, dengan ringan Prana menyebut kemampuannya berkat pertolongan Tuhan.
1.Humanis. Tipe ini akan bekerja dengan orang banyak. Kecenderungan
karir di masa datang adalah dokter, pengacara, guru, pengusaha,
politikus atau pramuniaga. Perilaku menonjol saat ini hiperaktif,
sehingga perhatiannya mudah tersebar. Mereka sangat sosial, ramah, dan
memiliki pendapat kokoh.
2.Konseptual. Lebih
enjoy bekerja sendiri dengan proyek-proyek yang ia ciptakan sendiri.
Contoh karir adalah sebagai arsitek, perancang, pilot, astronot,
prajurit militer. Perilaku menonjol suka mengontrol perilaku orang lain.
3.Artis.
Tipe ini menyukai pekerjaan seni. Perilaku menonjol adalah sensitif,
dan kreatif. Mereka mampu menunjukkan minat sekaligus dalam 5 atau 6
bidang seni, namun beranjak remaja minat terfokus hanya pada satu bidang
saja yang dikuasai secara baik.
4.Interdimensional.
Anak indigo tipe ini di masa datang akan jadi filsuf, pemuka agama.
Dalam usia 1 atau 2 tahun, orangtua merasa tidak perlu mengajarkan
apapun karena mereka sudah mengetahuinya.
Pada
cerita saya yang lalu versi Naomi Angelia Sea, yang merupakan anak
Indigo tipe Interdimensional yang bersangkutan ingin sekali menjadi
seorang penasehat presiden.Sebuah cita cita yang sangat mulia, jika
kembali saya ingatkan, Naomi bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Jika anak indigo dibagi menjadi 4 macam menurut dunia pengetahuan, saya akan mulai menelaahnya.
Dalam The Care and Feeding of Indigo Children, Jan Tobler menyebutkan sedikitnya 10 ciri anak indigo.
1. Non-kompromisits terhadap sistem yang berlaku. Seringkali mereka menemukan cara-cara yang lebih tepat
2. Suka menyendiri. Kadang sulit untuk bersosialisasi
3. Datang ke dunia dengan perasaan ingin berbagi
5. Memahami betul hak eksistensi dirinya di dunia ini. Mereka justru heran jika ada yang menolaknya
6. Merasa dirinya bukanlah yang utama.
7. Sulit menerima otoritas mutlak tanpa alasan
8. Sulit menunggu giliran
9. Tidak menyukai hal-hal ritual. Atau hal-hal yang tidak memerlukan pemikiran kreatif
1. Non-kompromisits terhadap sistem yang berlaku. Seringkali mereka menemukan cara-cara yang lebih tepat
2. Suka menyendiri. Kadang sulit untuk bersosialisasi
3. Datang ke dunia dengan perasaan ingin berbagi
5. Memahami betul hak eksistensi dirinya di dunia ini. Mereka justru heran jika ada yang menolaknya
6. Merasa dirinya bukanlah yang utama.
7. Sulit menerima otoritas mutlak tanpa alasan
8. Sulit menunggu giliran
9. Tidak menyukai hal-hal ritual. Atau hal-hal yang tidak memerlukan pemikiran kreatif
Dari
ke sembilan point yang menarik perhatian saya adalah point ke sembilan
yang sama sekali bertentangan dengan seorang anak indigo Naomi Angelia
sea tipe interdimensional yang justru
dalam tayangan di Trans TV beberapa waktu lalu malahan menyukai ritual
dengan bersemedi dan berhubungan dengan penunggu laut selatan, yaitu
Nyai Roro Kidul. Mereka(para peneliti) meneliti berdasarkan ilmu
pengetahuan, tapi saya akan menelaahnya melalui semua pengalaman dan
ciri-ciri langsung dari anak – anak Indigo secara person to person
sehingga tentunya tidak semua pengajaran menurut dunia pengetahuan
adalah benar seratus persen.
Sebenarnya
anak Indigo hampir sebagian besar akan mengontrol hidup orang lain
melalui kelebihannya.Jika mereka mengatakan ya, maka semua akan berkata
ya, dan jika seorang anak Indigo berkata jangan, maka semuanya akan
menuruti apa yang dikatakannya.
Untuk episode cerita kali ini saya akan mulai dengan Seorang anak laki laki berusia(11
thn) sekarang duduk di bangku sekolah dasar kelas 6. Namanya adalah
Pranaya Sinangwidhi yang dikategorikan sebagai anak Indigo Humanis, Konseptual dan Interdimensional
Melihat penampilannya dalam acara anak Indigo hari sabtu tanggal 29 Oktober 2011, memang berbeda dengan Naomi yang tampil dalam acara perdana tayangan anak Indigo di Trans TV yang lalu, Karena perbedaan umur yang hampir 4 tahun adalah salah satu faktornya.Ali masih sangat terlihat kekanak – kanaknya(secara jasmani), yang berbeda dengan Naomi Angelia Sea yang kelihatan jauh lebih dewasa dari anak anak untuk usia 15 tahun baik secara fisik maupun non fisik. Dibalik semua itu mereka berdua mempunyai kesamaan dan juga mempunyai perbedaan. Persamaannya ketika diwawancara, seolah – olah mereka adalah “orang tua” yang sudah lama berada di bumi ini. Keduanya dapat berinteraksi dengan sesuatu yang tak kasat mata. Hanya saja untuk tayangan kali ini Muchtar Ali Anwar dimata saya lebih dekat kepada sang Pencipta ketimbang anak Indigo sebelumnya, karena tak satu kalipun dia mengatakan mempunyai kedekatan terhadap salah satu "tokoh astral Indonesia".
Sang
Ibu menuturkan apa yang dialami anaknya (yaitu bisa melihat makhluk
dunai lain) membuat ibunya mengajarkan cara untuk menekan semacam tombol
ON - OFF untuk masalah tersebut. Jika Pranaya ingin, bisa melihat, jika
dia sedang tidak ingin melihat maka sang ibu mengajarkan untuk meng OFF
kan tombol mata bathin nya, dan ternyata hal tersebut berhasil
dilakukan oleh Pranaya.
Berikut ini saya lampirkan sebuah penuturan Sang Bunda tentang anaknya Pranaya. Demikian cuplikannya :
Sejak kecila Prana memang memiliki kemampuan melihat mahluk yang tidak kasatmata. Ia bisa bercerita, mahluk apa yang dilihatnya, bentuknya seperti tuyul, arwah penasaran, wanita berambut panjang, atau malaikat pencabut nyawa. Mahluk yang mengeluarkan sinar terang benderang, disebut sebagai malaikat, sedangkan yang berwajah seram, yang sering melarangnya berdoa, disebutnya sebagai iblis.
Pada awalnya saya menganggap penglihatan Prana ini sebagai hal wajar. Bukahkah umumnya anak kecil mempunyai mata batin yang kuat sehingga mampu melihat mahluk halus? Karena itu, saat Prana memberitahu ada mahluk di ujung ruangan, saya hanya bisa berkata, ” Biarkan saja, Nak, yang penting mereka tidak mengganggu kita”.
Sejak kecil, ketika bermain sendiri, dia terlihat seperti sedang bermain atau berbicara dengan seseorang, padahal tidak ada lawan main ataupun lawan bicara di hadapannya. Prana juga pernah meminta izin kepada saya, ada temannya yang mau datang ke rumah. Dia kemudian membukakkan pintu pagar, lalu bermain dihalaman. Anehnya, saya tidak melihat ada siapa pun didekatnya, meski saya melihat dari gelagatnya, ia tidak bermain sendiri. Namun, saya masih menganggap biasa, sebab beberapa anak kecil memang memiliki teman khayalan.
Suatu peristiwa yang membuat saya dan ayahnya akhirnya ngeh bahwa dia memang memiliki ‘bakat’ khusus adalah ketika kami sekeluarga menonton sebuah pertunjukan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, dua tahun lalu. Seorang remaja pria berusia belasan tahun, tiba-tiba mengalami kerasukan.
Semua orang yang berada disana, baik anak-anak maupun orang dewasa, lari ketakutan. Namun, tidak demikian dengan Prana. Dengan berani ia mendekati remaja itu, memegang tubuhnya, memejamkan mata lalu berdoa.
Yang membuat saya tercengang, tidak lama kemudian remaja itu pun tersadar. Membayangkan saya sendiri berusaha mengusir roh jahat yang mustahil.
Tetapi, hal itu bisa dilakukan oleh Prana yang usianya belum genap lima tahun.
Pada suatu hari, seorang teman bercerita kepada saya tentang ‘bakat’ anak saya yang disebut – sebut sebagai anak indigo. Ternyata, apa yang dialami anak tersebut sama seperti yang terjadi pada Prana. Akhirnya, saya mulai banyak mencari informasi tentang anak indigo untuk memahaminya, dan sering mengajaknya ngobrol mengenai kemampuannya.
Hasilnya benar-benar membuat saya terkejut. Anak sekecil itu setiap hari menghadapi gangguan dari mahluk halus, yang banyak di antaranya berniat buruk padanya. Pengakuan terbuka Prana menjelaskan, alasannya sering membangunkan kami di tengah malam untuk berdoa adalah karena ia ingin mengusir mahluk halus yang mengganggunya.
Tidak hanya mahluk halus, Ali juga mampu membaca aura seseorang. Suatu hari kami kedatangan seorang tamu,Ali membisiki saya bahwa tamu itu beraura ‘gelap’. Tapi, lalu ia berkata,” Sudah aku doakan kok, Ma, supaya wajahnya jadi terang,” Saya pun bertanya, bagaimana cara ia berdoa, karena pengetahuan agamanya masih untuk ukuran anak-anak, ditambah lagi agama si tamu belum tentu sama dengan kami. Dengan tutur bicara layaknya orang dewasa dia menjawab, “Berdoa bisa dilakukan untuk siapa saja tanpa memandang keyakinannya.
Yang penting tujuan kita mendoakan adalah supaya orang itu jadi baik.”
Tanpa pernah diperintah ataupun diajarkan sebelumnya, Ali juga melakukan puasa dan meditasi. Keinginannya berpuasa tidak dapat dihentikan. Ia kuat menahan lapar dan haus. Sering kali saya juga mendapatinya sedang bermeditasi, dimana saja dan kapan saja. Tidak ada yang bisa membuyarkan konsentrasinya.
Ketika menonton televisi pun, tiba-tiba matanya bisa terpejam, dan kedua tangannya tertumpu pada kedua lututnya. Karena spiritualitas yang tinggi ini saya merasa batinnya dekat dengan alam.
Gempa bumi, letusan gunung dan banjir, pernah diutarakan kepada saya dan ayahnya, jauh sebelum peristiwa itu terjadi.
Belakangan baru saya ketahui, Ali juga memiliki kemampuan melihat organ tubuh manusia. Dengan cara inilah, saya menyadari ia dapat menyembuhkan orang sakit. Benar saja, sakit di lutut saya yang sudah menahun hilang hanya dengan doa dan sentuhan tangannya. Akibatnya, teman-teman dan sanak keluarga yang kebetulan mengetahui kemampuan Ali, mendatangi rumah kami dan minta didoakan agar sembuh dari suatu penyakit, bahkan untuk bisa bebas dari masalah yang sedang mereka hadapi.
Kadangkala, saya merasa bingung, anak sekecil itu, kok, dipercaya memimpin doa untuk kesembuhan orang dewasa. Tapi, dengan ringan Prana menyebut kemampuannya berkat pertolongan Tuhan.
Tuhan.Tuhan dan Tuhan. Itu yang disebut Ali . Bagi saya Ali mengakui luar biasa kuasa kebesaran Sang Pencipta.
Indigo
tetap fenomena, Tak ada yang bisa memastikan seperti halnya seorang
tidak pernah melihat Tuhan secara eye to eye, tapi percaya akan
keberadaannya.
Saya
seorang yang sangat percaya kepada Ajaran dari Tuhan. Saya punya
kepercayaan dan iman kepada sang Pencipta. Saya tidak mempercayai akan
penampakan makhluk halus sama sekali. Karena penampakan makhluk halus
hanyalah sebuah ilusi dan manifestasi khayalan manusia semata. Saya
hanya mengingatkan kepada semua pembaca, kalau setan atau apapun namanya
itu tidak memiliki jasad seperti manusia. Dan tidak diciptakan oleh
Sang Pencipta dengan badan jasmani seperti yang dilustrasikan oleh
masyarakat Indonesia dengan kuntilanak, genderuwo, pocong, tuyul dan
lainnya.
Mereka
adalah Kaum terbuang tak beratap, yang selalu mengembara mencari jiwa
jiwa yang bisa disesatkan.Apa yang bisa mengusirnya? KUASA DOA kepada sang Pencipta.
Kembali Ke MUCHTAR ALI ANWAR yang
memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan sesatu yang tidak kasat
mata, punya indra “KE 6” yang dapat menembus dimensi lain.
Putra bungsu pasangan Pertiwi Purnamaratri (41) dan Alika Chandra (43), ini di usia yang terbilang belia, rajin melakukan puasa dan meditasi. Ia mampu membaca peristiwa alam yang akan terjadi dimasa depan, bahkan memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit. Sejak usia lima tahung hingga kini, bocah lugu ini kerap bercerita kepada ibunya bahwa ia pernah terlahir sebagai panglima perang dari cina yang hidup di abad 13 serta penyembuhan bagi banyak orang.
Pranaya
pun dalam penuturan nya selalu menganjurkan orang yang ditolongnya
untuk berdoa kepada Tuhan. Dia juga mengatakan Tuhan yang menyembuhkan
melalaui dirinya, bukanlah dia sendiri dengan kata lain dia hanyalah
perantara penyambung kebesaran Tuhan untuk membantu umatNya.
Putra bungsu pasangan Pertiwi Purnamaratri (41) dan Alika Chandra (43), ini di usia yang terbilang belia, rajin melakukan puasa dan meditasi. Ia mampu membaca peristiwa alam yang akan terjadi dimasa depan, bahkan memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit. Sejak usia lima tahung hingga kini, bocah lugu ini kerap bercerita kepada ibunya bahwa ia pernah terlahir sebagai panglima perang dari cina yang hidup di abad 13 serta penyembuhan bagi banyak orang.
Mungkin,
ini merupakan latar belakang mengapa ia menyukai olahraga bela diri,
dan juga pernah mengaku pernah menjadi seorang penyembuh di masa lalu.
Ceritanya inin sepertinya berkaitan dengan kemampuan serta minatnya yang
begitu besar pada penyembuhan penyakit.
Prana
juga tertarik pada suatu olahraga bela diri yaitu, taekwondo. Beberapa
kali ia meraih medali untuk olahraga satu ini. Sayangnya, selalu mendali
perak, tidak pernah emas. Lucunya, saat bertanding atau melakukan
sparing ia selalu menunggu lawannya melakukan tendangan berulang-ulang,
baru kemudian dia membalas. Kalau saya bertanya alasan ia berbuat itu,
jawabannya selalu sama; orang ditendang dulu baru boleh membalas.
Percayakah
dengan apa yang dikatakan oleh Pranaya? Bagi yang mempercayai adanya
reinkarnasi boleh-boleh saja percaya, tapi tidak dengan saya yang tidak
mempercayai adanya reinkarnasi. Semua reinkarnasi terjadi saat kita
hidup, dalam artian, jika kita melakukan kejahatan, maka kita akan
segera menanggung akibatnya juga dibumi, di kehidupan yang sama, bukan
kehidupan setelah kehidupan. Setiap orang berbeda keyakinan nya kepada
sang Pencipta, yang dengan penuh hormat saya akan menghargainya sebagai
suatu pluralisme yang harmonis.
Beruntung
Pranaya lahir dalam keluarga yang mengenal Tuhan sehingga orang tua
bisa mengarahkan semua perbuatan dan tindakan Pranaya ke hal yang selalu
positif. Anak Indigo semacam Pranaya adalah suatu berkah dari Tuhan
yang luar biasa, dan aset bangsa yang harus diperhatikan dan dijaga
keberadaannya dengan baik. Melihat sosok Pranaya, saya sendiri kagum,
karena dia selalu mengikut sertakan Tuhan ketika menyembuhkan penyakit
maupun menghadapi suatu peristiwa kerasukan.
Tipe Humanis, Konseptual dan Interdimensional dikatakan berbeda dengan tipe lainnya. Pranaya yang masuk kategori tipe humanis, konseptual dan Interdimensional memang memiliki kemampuan menyembuhkan, dan melihat sesuatu yang tak kasat mata, juga pandai menguasai sesuatu dengan cepat (konseptual).
Kemampuan untuk menjadi berkat buat orang lain. Menjadi sebuah lilin dikegelapan.
Kemampuan untuk menjadi berkat buat orang lain. Menjadi sebuah lilin dikegelapan.
Anak
Indigo harus diarahkan kepada hal hal positif sehingga tidak menjadi
suatu penolakan dimasyarakat agar mereka juga tidak melakukan hal sia -
sia dengan menyembah bukan kepada Sang Pencipta, atau lebih menghargai
eksistensi iblis ketimbang eksistensi Tuhan.
Ketika
dibawa ke jembatan Semanggi tempat kerusuhan Mei 1998, Pranaya
mengatakan banyak arwah dan hantu yang berada disana, juga di Tugu
Proklamasi, yang katanya beraura positif.(Tugu Proklamasi)
Roh
memang ada, tapi tak berbentuk. Roh yang baik ada dalam diri manusia,
roh jahat pada setan.Sebagai orang yang beriman, segala sesuatu tentu
harus disikapi dengan iman kita kepada sang Pencipta. Alam diberikan
Tuhan kepada kita untuk kita kuasai, kita pergunakan, kita jaga dan kita
pelihara, karena alam adalah ciptaan Tuhan yang menjadi sarana dan
prasarana kita hidup di bumi. Untuk itu alam bukanlah harus
diberhalakan, didoakan, di ritualkan, tapi lebih ke arah dilestarikan
karena kita tinggal di dalamnya.
Budaya
mistik harus dimengerti sedalam dalamnya sehingga kita tak terjebak
dalam alam buatan iblis lalu kemudian tertipu daya didalamnya.Mistik
hanya membuat keimanan kita luntur dan mengakui akan kebesaran selain
daripada kebesaran dari Sang pencipta.
Itu akan menjadi tindakan yang menduakan Tuhan dan tak ada hasil lain yang ditimbulkan kecuali masuk neraka.
Indonesia adalah negara yang sangat mempecayai mistik. Sebagai contoh tentang suatu fenomena tentang tidur dalam keadaan “KETINDIHAN” yang sebenarnya bisa dijelaskan dalam bahasa ilmu pengetahuan sebagai SLEEP PARALYSIS
yaitu Kelumpuhan saat tidur adalah suatu kondisi seseorang yang sedang
berbaring terlentang saat baru saja tertidur atau baru akan terbangun
tapi menemukan dirinya tidak bisa bergerak atau berbicara, bukannya
ditindih oleh Makhluk gaib.
Kejadiannya
bisa terjadi dalam waktu beberapa detik atau menit. Selama periode itu
seseorang akan diliputi rasa takut atau panik yang terkadang disertai
dengan berbagai halusinasi fantastis atau mengerikan.
Halusinasi
yang menyertai kelumpuhan tidur ini bisa dalam berbagai bentuk, seperti
exosomatic (gelombang, getaran dan gemetar), akustik (dering bernada
tinggi atau suara yang keras), visual (cahaya atau persepsi ekstrim
terhadap suatu objek), somatosensori (perasaan tubuh menjadi bengkok,
diputar, ditekan atau sensasi seperti terbang dan mengambang) dan fisik
(tiba-tiba merasa sakit di bagian tubuh).
Berdasarkan analisa dengan menggunakan polysomnograph (rekaman tidur) ditemukan adanya penekanan pada otot rangka orang tersebut, sekali ingat....."bukan karena ditindih oleh makhluk halus".
Bisakah
menjelaskan kepada mereka yang sama sekali tidak mengenal lmu
pengetahuan? Bisakah menjelaskan kepada orang-orang tua tempo dulu yang
selalu menghubungkan segala sesuatu dalam kehidupan dengan hal hal yang
berbau mistis?
Suatu
hal yang butuh perhatian dan usaha lebih, karena dengan berbagi, dan
menjelaskan maka kita akan berjasa untuk membuat mereka mengerti bahwa
semua itu bukan karena adanya setan seperti dalam imajinasi dan ilusi
mereka.
Melihat
fenomena dari anak anak Indigo menjadikan saya berpikir untuk
ditemukannya mereka dengan paranormal - paranormal di Indonesia, agar
ketahuan siapa yang selama ini berbohong atau siapa yang selama ini
hanya ber-trik ria dalam melakukan praktek perdukunannya. Siapakah
paranormal yang menganut aliran kegelapan dan siapakah yang murni
berasal dari Sang Maha Pencipta. (Hahahaha)
Ketika MUCHTAR ALI ANWAR mengatakan banyak
hantu di Jembatan Semanggi, saya menjadi makin penasaran. Apakah memang
ada penampakan bagi mata anak Indigo. Apakah anda percaya? Apakah benar
apa yang dikatakan Ali ?
Ali dengan jelas
mengatakan dalam dialognya di Trans TV jika dia tidak boleh berdoa
ketika bertemu dengan makhluk halus dalam ‘pandangannya’ tersebut. “Mereka” melarang Ali berhubungan dengan Sang Pencipta dalam doa, dan ketika Pranaya berdoa, maka mereka akan “kepanasan” dan terbakar.